Monday, 3 October 2011

masihkah (kau kira) sama?

gambar dari: sini 

Pernahkah kau perhatikan pantulan wajahmu di cermin? Coba kedipkan matamu, ia mengedip pula, buka mulutmu, ia membuka mulutnya pula, sama, ya sama, tapi yakinkah kau wajah dalam cermin itu memiliki hati yang sama denganmu? Samakah apa yang dipikirkannya dengan apa yang kau pikirkan saat itu? Bagaimana bila tidak? Bagaimana bila ternyata ia mengutuk tiap kali kau hadir dalam cermin dan memaksanya turut melakukan tiap gerakmu? Bagaimana bila tiap geraknya adalah balasan dari tiap gerakmu? Ia menyimpan benci dari semua gerak-gerikmu. Dendam yang ia sampaikan, kau tangkap sama persis seperti perlakuanmu padanya, pada yang kau anggap bayanganmu. Masihkah ia sama sepertimu? Ketika ia punya hati dan pikiran sendiri, kau tak pernah tau yang ia rasa, kau tak pernah tau pada siapa ia jatuhkan hatinya, ia yang kau kira selama ini sama denganmu. Ia tak menuntut, untuk setiap yang kau lakukan, bahkan, ketika kau pecahkan kaca. Karena ia terlalu jauh, jauh dari jangkauanmu, kaca yang kau anggap jarak tipis kau dan dia, adalah milyaran tahun cahaya jarak yang tak akan pernah  bisa kau tempuh untuk membaca hatinya, karena sudah lama, terlalu lama, ia membenci apa yang kau lakukan. Ia, padamu, tak lagi merasa apa-apa. Sejak lama. Kaulah yang terlalu banyak menerka, menyamai apa yang tak sama, kau, dipermainkan hatimu. Menganggap sama apa yang bahkan kau sendiri tak mengenalinya.

Tidak, ia tak pernah sama

Kita,
tak pernah sama.

1 comment:

  1. ahuuuuy, hehehe, udahlah anteceng, biarkan anjing mengonggong, kalau perlu dikasi tulang aja, wkwkw

    ReplyDelete

LinkWithin