Saturday 16 February 2013

selamat malam, patah hati

     Dear patah hati, sepertinya aku merindukanmu malam ini, karena kata orang-orang, kau salah satu inspirasi besar ketika butuh bahan untuk menulis, bukan kata orang-orang saja sih, coba saja kau lihat sendiri isi blogku, sebagian besar memang membicarakanmu, heuh.... Sebenarnya sudah lama kita tak bertanya kabar,  Akhir-akhir ini kisah-kisah tentangmu kudapat dari film, dari lagu dan dari buku-buku yang kubaca, tentu saja, kau tidak menceritakan tentang aku, tapi tentang pemeran-pemeran yang ada di film, lagu dan buku-buku itu, dan aku, aku menceritakannya lagi melalui caraku sendiri di tempat ini.
     Kau tahu, aku suka nada-nada sendu dan sedikit pilu yang kau bawa ketika aku menceritakan tentangmu, kadang, nada-nada itu terasa nyata, hingga aku sendiri berpikir apa memang aku sendiri yang mengalaminya?    Tentu saja seringkali mereka yang membacamu di sini mengira akulah tokoh dalam cerita tersebut, akulah yang sedang 'mengalami'mu, aku sih senang-senang saja, itu berarti kau tampil nyata di sana, kesedihan yang kau bawa bisa kusampaikan dengan baik hingga mereka mengira begitu. Sedikit mengingat-ingat, kapan terakhir kita bertemu? Kita bicarakan yang terhebat saja, meskipun banyak luka sebenarnya, namun aku bisa mengatasinya tanpa harus mengalami patah. Jadi salah satu yang terhebat itu sekitar dua atau tiga tahun yang lalu? Iya mungkin sekitar itulah, kau tahu, aku tak pandai mengingat-ingat luka, apalagi yang telah sembuh tak berbekas, tapi yang ini, aku masih mengingatnya, dengan baik, kau tahu kenapa? Karena inilah pertama kali kita saling mengakrabkan diri, pertama kali kau mengajarkan, bahagia dan duka memang di hati, tapi yang memilih adalah kepala, jangan biarkan yang tidak kau inginkan berdiam lama di sana, iya kau yang mengajarkanku, kau juga bilang, jangan lama-lama mengakrabkan diri denganmu, jadilah penonton saja untuk orang-orang yang dengan rela hati jatuh ke pelukanmu.
     Jadi, kubiarkan kepala memilih bahagia, dan menjauh darimu. Setelah itu kita jarang bertemu, mungkin sesekali tanpa sengaja, kita pernah berpapasan, dadaku sedikit sesak, tapi sebentar saja, tak sampai pagi hari aku akan telah melupakanmu dan kembali bernafas lega. 
     Aku merindukanmu malam ini, cerita-cerita tentangmu di blog lamaku harusnya tak kuhapus, tak ada salahnya mengenang, kan? Kadang dengan mengenang luka, aku bisa lebih mensyukuri saat-saat bahagia, seperti saat ini, dan satu bulan terakhir. Ah, kau tahu kan yang terjadi satu bulan terakhir? Meskipun kejadian itu tak mengundangmu datang, kau tahu bahagia yang telah mengendap sangat banyak, di sini, di hati, tapi tahukah kau, kali ini bahagiaku bernada sendu dan sedikit pilu, siapa lagi yang lebih mengenal dua nada itu selain kau, jadi aku mencarimu malam ini, berbagi bahagia yang sendu denganmu, patah hati. 
     Aneh memang, tapi itulah adanya, nada-nada yang biasa kau bawa bersama luka, datang padaku melaluinya dalam bentuk bahagia, bahagia yang tenang, bahagia yang akan selalu kukenang.
     Sudahlah, kita tak perlu mengakrabkan diri lagi, lagi pula terlalu larut sekarang, sendu dan pilu pun sedikit menghilang. Aku telah cukup berbagi, dan menuliskan banyak tentangmu di sini, dan mungkin masih akan banyak lagi. 
     Sebelum kau pergi, aku ingin meminta sesuatu padamu, berjanjilah jangan datang padanya, paling tidak jangan jadikan aku pengantar nada-nadamu padanya, bisa, kan? Karena aku berharap aku pun menjadi bagian nada sendu dalam bahagianya, yang tenang, yang ingin selalu ia kenang. Selamat malam, patah hati.
dia pernah mengatakan ini untukku :)










No comments:

Post a Comment

LinkWithin